Judul ini saya buat sama dengan artikel yang saya baca beberapa waktu lalu. Memang ini bukan artikel baru, artikel ini tertanggal 24 Mei 2012 tetapi jujur saya pun baru tahu informasi seperti ini. Jika ingin membacanya secara lengkap silahkan kunjungi : http://makassar.tribunnews.com/2012/05/24/akhir-era-abatisasi.
Beberapa yang bisa saya rangkum adalah Abate yang dulu menurut penelitian merupakan larvasida yang aman digunakan, tetapi berdasarkan penelitian dari WHO terbaru ternyata beresiko karsinogenik jika digunakan dalam rentang waktu yang lama, seperti saya cuplik dari artikel tersebut :
"Abate bisa
menjadi penyebab kanker (karsinogenik). Menurut Helen Murphy FNP-MHS dari Pacific Northwest Agriculture Safety &
Health Center University of Washington, insektisida Organophospat yang
merupakan bahan baku pembuat abate dapat menyebabkan kanker pada sejumlah
bagian tubuh. Seperti kanker otak, kanker paru, pankreas, leukimia, Kanker
prostat, Kanker ovarium dan Kanker Payudara. Juga menyebabkan anak lebih
rentan tiga kali menderita kanker dibandingkan orang dewasa. Selain kanker dapat juga menyebakan keracunan pada sejumlah organ tubuh.
Seperti sakit kepala, lelah dan tremor merupakan gejala keracunan
otak. Sedangkan sesak napas, batuk dan nyeri pada dada merupakan gejala
keracunan pada paru-paru. Sementara keracunan pada saluran pencernaan ditandai
dengan diare, muntah dan kram pada perut."
Apa sih Abate?
Abate
merupakan merek dagang dari Temefos suatu insektisida yang termasuk
golongan Organophosfat (OP). Suatu golongan insektisida yang
dalam susunan kimianya mengandung fosfor. Awal penemuan insektisida
ini terjadi pada masa Perang Dunia II dalam rangka
penelitian “gas saraf” untuk kepentingan perang. Gas-gas saraf
lainnya yang termasuk golongan OP adalah sarin, soman dan tabun.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) insektisida ini termasuk dalam
Klasifikasi II atau berbahaya.
|
Bubuk Abate dalam kemasan |
OP merupakan insektisida yang paling beracun terhadap vertebrata (hewan
bertulang belakang) dibandingkan insektisida lain. Ciri khas dari OP adalah
daya knockdown yang cepat, toksisitas terhadap mamalia rendah, toksik terhadap
vertebrata, relatif kurang stabil, korosif dan yang paling khas adalah berbau. Cara kerja OP dengan menghambat enzin kolinesterase yang terdapat
dalam sistem saraf. Enzim ini menjadi terfosforilasi
(keracunan fosfor) ketika terikat dengan OP dan ikatannya bersifat tetap (reversible). Penghambatan ini menyebabkan terkumpulnya asitelkolin
pada sinaps (bagian sel saraf) dan mengakibatkan kejang otot dan
akhirnya menyebabkan kelumpuhan serta kematian pada jentik maupun serangga
dewasa.
Selama ini pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan masih menjadikan Abate sebagai salah satu strategi program pengendalian DBD
yang dikenal dengan program ABATISASI. Selain abatisasi program lainnya
adalah Fogging massal, Fogging focus, Pemantauan jentik berkala, dan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau lebih dikenal dengan program 3M plus yaitu menutup,
menguras dan mengubur serta penggunaan bubuk abate. Penekanan penanggulangan
demam berdarah pada nyamuk penyebab demam berdarah terjadi karena sampai
saat ini belum tersedia vaksin untuk pencegahan. Selain itu obat untuk
membasmi virus DBD juga belum ditemukan.
Apa Pengganti Abate sebagai PLUSnya 3M jika Abate sudah tidak aman lagi ??
Dari artikel tersebut ada beberapa insektisida alternatif dari golongan biologis (mikroba) yang saat ini tersedia dipasaran terdapat tiga jenis insektisida biologis yaitu
Bacillus thuringensis (Bti), Bacillus sphareucis (Bs.) dan Zat Pengatur
Tumbuh Serangga (Insect Growth Regulator). Menggunakan mikroorganisma menyebabkan kerusakan yang berlanjut pada kematian jentik. Namun aman bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Tetapi sebenarnya larvasida alami banyak tersedia di sekitar masyarakat salah satunya juga IKAN, atau biasa kader Jumantik menyebutnya IKANISASI. Ikan merupakan predator alami larva. Beberapa ikan yang efektif untuk pemakan jentik adalah Ikan Cupang (Ctenops Vittatus), Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan Mas, dan Ikan Cetul.
Pada akhirnya cara paling aman adalah dengan lebih menggalakkan 3M..!!
(by.phtrx24)
Sumber :
http://makassar.tribunnews.com/2012/05/24/akhir-era-abatisasi
http://riopamungk.blogspot.co.id/2011/12/perbandingan-keefektifan-antara-ikan.html
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/viewFile/3054/2822
Gambar :
http://bimg.antaranews.com/bengkulu/2013/11/ori/20131110bubuk-abate.jpg