Wednesday, October 21, 2015

"AKHIR ERA ABATISASI" AYO GALAKKAN 3M+

Judul ini saya buat sama dengan artikel yang saya baca beberapa waktu lalu. Memang ini bukan artikel baru, artikel ini tertanggal 24 Mei 2012 tetapi jujur saya pun baru tahu informasi seperti ini. Jika ingin membacanya secara lengkap silahkan kunjungi : http://makassar.tribunnews.com/2012/05/24/akhir-era-abatisasi.

Beberapa yang bisa saya rangkum adalah Abate yang dulu menurut penelitian merupakan larvasida yang aman digunakan, tetapi berdasarkan penelitian dari WHO terbaru ternyata beresiko karsinogenik jika digunakan dalam rentang waktu yang lama, seperti saya cuplik dari artikel tersebut :
"Abate bisa menjadi penyebab kanker (karsinogenik). Menurut Helen Murphy FNP-MHS dari Pacific Northwest Agriculture Safety & Health Center University of Washington, insektisida Organophospat  yang merupakan bahan baku pembuat abate dapat menyebabkan kanker pada sejumlah bagian tubuh. Seperti kanker otak, kanker paru, pankreas, leukimia, Kanker prostat, Kanker ovarium dan Kanker Payudara. Juga menyebabkan anak lebih rentan tiga kali menderita kanker dibandingkan orang dewasa. Selain kanker dapat juga menyebakan keracunan pada sejumlah organ tubuh. Seperti sakit  kepala, lelah dan tremor merupakan gejala keracunan  otak. Sedangkan  sesak napas, batuk dan nyeri pada dada merupakan gejala keracunan pada paru-paru. Sementara keracunan pada saluran pencernaan ditandai dengan diare, muntah dan kram pada perut."

Apa sih Abate?
 
Abate merupakan merek dagang dari  Temefos suatu insektisida yang termasuk golongan Organophosfat  (OP).  Suatu golongan insektisida yang  dalam susunan kimianya  mengandung fosfor.  Awal penemuan insektisida ini  terjadi  pada masa Perang Dunia  II dalam rangka penelitian  “gas saraf” untuk kepentingan perang. Gas-gas saraf lainnya  yang termasuk golongan OP  adalah sarin, soman dan tabun. Menurut  Badan Kesehatan Dunia (WHO) insektisida ini termasuk dalam  Klasifikasi II  atau berbahaya.

Bubuk Abate dalam kemasan
OP merupakan insektisida yang paling beracun terhadap vertebrata (hewan bertulang belakang) dibandingkan insektisida lain. Ciri khas dari OP adalah daya knockdown yang cepat, toksisitas terhadap mamalia rendah, toksik terhadap vertebrata, relatif kurang stabil, korosif dan yang paling khas adalah berbau. Cara kerja OP  dengan menghambat  enzin kolinesterase yang terdapat dalam  sistem saraf.  Enzim ini menjadi  terfosforilasi  (keracunan fosfor) ketika terikat dengan OP dan ikatannya bersifat tetap (reversible). Penghambatan ini menyebabkan terkumpulnya  asitelkolin pada  sinaps (bagian sel saraf) dan mengakibatkan kejang otot dan akhirnya menyebabkan kelumpuhan serta kematian pada jentik maupun serangga dewasa.
 
Selama ini pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan masih menjadikan Abate sebagai salah satu strategi program pengendalian  DBD yang dikenal dengan program ABATISASI.  Selain abatisasi program lainnya adalah Fogging massal, Fogging focus, Pemantauan jentik berkala, dan  Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau lebih dikenal dengan program 3M plus yaitu menutup, menguras dan mengubur serta penggunaan bubuk abate. Penekanan penanggulangan demam berdarah  pada nyamuk penyebab demam berdarah terjadi karena sampai saat ini belum tersedia vaksin untuk pencegahan.  Selain itu obat untuk membasmi virus DBD  juga belum ditemukan.

Apa Pengganti Abate sebagai PLUSnya 3M jika Abate sudah tidak aman lagi ??
Dari artikel tersebut ada beberapa insektisida alternatif dari golongan biologis (mikroba) yang saat ini tersedia dipasaran terdapat tiga jenis insektisida biologis yaitu Bacillus  thuringensis (Bti), Bacillus sphareucis (Bs.) dan Zat Pengatur Tumbuh Serangga (Insect Growth Regulator). Menggunakan mikroorganisma  menyebabkan kerusakan yang berlanjut pada kematian jentik. Namun  aman bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Tetapi sebenarnya larvasida alami banyak tersedia di sekitar masyarakat salah satunya juga IKAN, atau biasa kader Jumantik menyebutnya IKANISASI. Ikan merupakan predator alami larva. Beberapa ikan yang efektif untuk pemakan jentik adalah Ikan Cupang (Ctenops Vittatus), Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan Mas, dan Ikan Cetul.

Pada akhirnya cara paling aman adalah dengan lebih menggalakkan 3M..!!
(by.phtrx24)

Sumber :
http://makassar.tribunnews.com/2012/05/24/akhir-era-abatisasi
http://riopamungk.blogspot.co.id/2011/12/perbandingan-keefektifan-antara-ikan.html
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/viewFile/3054/2822

Gambar :
http://bimg.antaranews.com/bengkulu/2013/11/ori/20131110bubuk-abate.jpg

1 comment: